Sabtu, 31 Maret 2012

JENIS STRATEGI BELAJAR MENGAJAR

A. Pengantar
Jenis strategi belajar mengajar yang dikemukakan-dikemukakan disini menurut bentuk pendekatannya, pengelompokan siswa, kecepatan siswa kemampuan siswa, minat, kecepatan belajar dan domain tujuan. Uraian dan masing-masing dikemukakan sebagai berikut:

B. Strategi Belajar Mengajar Menurut Pendekatannya
Pendekatan strategi belajar mengajar yang dibahas disini mencangkup ekspositori-discoveri dan induktif-deduktif.
1. Pendekatan ekspositori- discoveri Bila kita memandang belajar mengajar sebagai suatu peroses maka akan nampak sebagai suatu kelangsungan dari titik ekspositori ke titik discoveri yang dalam gambar bisa dilukiskan sebagai berikut.

Ekspositori Discoveri
:_________________________________________________:
DISKUSI

Ekspositori Pada dasarnya merupakan eksposisi yakni explaning atau interpretation. pendekatan ekspositori dilakukan dengan tujuan memberikan penjelasan , memberikan informasi berupa bukti-bukti, generalisasi; Dengan cara tersebut diharapkan peserta didik belajar dari informasi yang diterimanya.
Apabila ekspositori merupakan titik awal untuk terjadinya discoveri, maka dalam proses ditengahi dengan diskusi. Kita kenal metode mengajar diskusi yang menggunakan pertanyaan sebagai kunci untuk terjadinya diskusi. Apabila metode diskusi mampu mengantarkan kepada rasa ingin tahu siswa yang mendalam, maka informasi yang dulu diterimanya dijadikan dasar berdiskusi untuk sampai pada temuan-temuan (discoveri). Didalam menggunakan pendekatan tersebut factor efisiensi dan efektifitas pencapaian tujuan merupakan pertimbangan pemakai.
Efisiensi dan efektifitas pemakaian pendekatan ditentukan oleh ukuran besarnya kelompok siswa, ruang belajar yang diperlukan, lokasi waktu, media atau sumbar belajar.
2. Pendekatan induktif – deduktif Pendekatan induktif, merupakan usaha dari guru dalam menyediakan informasi yang belum terorganisir. Peserta didik diminta untuk mempelajari informasi dan menghubungkannya dengan permasalahan yang dihadapi atau di terima dari pengajar. Bersama-sama dengan siswa, pendidik mengembangkan petunjuk dalam mencari fakta-fakta yang diperlukan. Dalam prakteknya peserta didik diminta untuk mengajukan hipotesa-hipotesa untuj diuji kebenarannya. Hasil pembuktian dijadikan dasar untuk membuat generalisasi. Generalisasi ini pun masih dianalisa untuk diterima, dimodifikasi atau ditolak. Pendekatan deduktif hampir sama dengan metode expocitory. Memakai metode ini daiawali dengan menyebut hokum-hukum, prinsip-prinsip atau generalisasi yang telah diperoleh: kemudian meminta peserta didik untuk menggunakan atau menerapkan masalah tersebut pada masalah yang dihadapi.

C. Strategi Belajar Mengajar berdasarkan Pengelompokan Siswa Penentuan
Strategi belajar mengajar berdasarkan pengelompokan siswa berdasarkan atas hasil analisa tujuan pengajaran yang ingin dicapai,kemudian materipelajaran yang akan dipelajari peserta didik. Pengelompokan siswa yang akan dipilihpun memperhitungkan efisiensi dan efektivitas pembelajaran. Menghadapi keadaan tersebut, pengajar sebelumnya harus sudah mengetahui kesiapan siswa, berkenaan dengan materi yang akan dipelajarinya. Apakah jumlah siswa yang memiliki kesiapan berkenaan dengan materi yang akan diajarkan cukup banyak? Apakah guru perlu melakukan demonstrasi. Apakah bahan yang diajarkan perlu menggunakan bahasa yang sesuai dengan pemahaman siswa? Apakah bahan yang akan diajarkan bisa dilakukan dengan penalaran? Pertanyaan-pertanyaan seperti itu membantu guru dalam mengelompokan belajar siswa, sehingga pilihannya bisa individual, kelompok ataukah tetap klasikal.

D. Belajar berdasarkan Kecepatan Siswa Kesanggupan
Orang mengikuti pelajaran satu sama lainnya berbeda; perbedaan tersebut disebabkan karena factor seperti bakat, minat, ketersediaan fasilitas belajar, pengalaman belajar, pemilikan bahan-bahan pengait. Memberikan keadaan ini, berarti mempertahankan pengajaran klasikal, berarti pula mengabaikan bakat, minat siswa. Atas dasar itu muncul perhatian guru terhadap perbedaan kecepatan siswa. Strategi berdasarkan kecepatan siswa memungkinkan siswa untuk dapat maju sesuai dengan kemampuannya. Modal pembelajaran yang memperhatikan kecepatan siswa antara lain personalized system of instruction; System ini disebut juga Keller Plan. Melalui system ini penyelesaian program akan tergantung kepada semangat belajar siswa. Di Indonesia pernah dicobakan modul, system ini pun akan tergantung kepada kecepatan siswa. Selain Kller Plan dan modul, diterapkan pula pengajaran terprogram. Pengelompokan suatu pengajaran berdasarkan kecepatan tergantung kepada fasilitas yang tersedia Alternatif yang merupakan pedomandalam pengelompokan siswa berdasarkan kecepatan, bisa atas dasar kemampuan, kesamaan minat dan kecepatan belajar. Pengajaran berdasarkan kecepatan siswa ini pula gilirannya memerlukan penangannan pemakaian media sesuai dengan kebutuhan masing-masing.

E. Strategi Belajar Mengajar berdasarkan Kemampuan Siswa
Yang dimaksud dengan pengelompokan belajar berdasarkan kemampuan siswa yaitu mengumpulkan siswa menurut kemampuan yang sama baik tingkatannya maupun cara meraih kemampuan tersebut. Pengelompokan semacam ini menuntut pengajaran kelompok yanghomogen, Kondisinya kelompok seperti ini tetap. Para siswa penurut, tak menunjukan reaksi terhadap kelemahan-kelemahan yang dibawakan guru. Sajian yang dibawakan guru is the best. Keritik-ketitik tak mungkin terlontar, karena ketidakmampuan mereka sama, sehingga situasi belajar tetap aman. Keuntungan pengelolaan seperti ini, pengajaran terutama dalam perumusan dan penyediaan tak harus bersifat alternative. Jumlah bahan terutama media relative irit karena satu berlaku untuk semua. Namun demikian kerugian yang bisa muncul, kemajuan siswa akan terjadi tetapi pada tingkatan yang sama tak menunjukan kemajuan. Guru yang mengajar tak mendapat tantangan, ia akan tertidur dan tak bergairah untuk mencari pola pembelajaran serta sumber-sumber belajar lain. Menghadapi kerugian seperti ini guru perlu menciptakan pengajaran yang fungsional, artinya pengajaran yang berhubungan kondisi kelompok kelas yang sama perlu secara micro menelusuri perbedaan-perbedaan untuk tumbuh yang ada pada masing-masing dikembangkan terobosan, shingga kemajuan dapat diraih.


Daftar Pustaka:
Dra. Hj. Rochamah S. Bandung 1995

2 komentar:

  1. hehehe,, mw komen daftar pustaka'a bang,, bkn begono,, ayoo diulangi lagi, hehehee
    tp tetep cussss

    BalasHapus
    Balasan
    1. :-)
      terimaksih neng shakinah untuk kertikannya.

      Hapus